Label

Senin, 28 Juni 2010

Dunia Yang Semakin Tidak Serius

Seperti biasa hari sabtu atau minggu sering dimanfaatkan untuk menyelenggarakan pesta pernikahan. Karena itu hari minggu kemarin kami sekeluarga (aku, istri serta kedua anak kami Mangir dan Ken) juga menghadiri salah satu undangan pernikahan di seputaran Bandung. Dari sejak hari sabtu istriku sudah sibuk memilih baju yang akan kami gunakan ke pesta itu. Ternyata, pada saat seperti itu kami baru tersadar bahwa sedikit sekali persediaan baju yang kami anggap layak dan pantas untuk digunakan untuk sebuah acara resmi (resmi versi kami tentunya). Akhirnya dengan sedikit memaksakan, walau ada perasaan kurang puas, kami tetap menggunakan pakaian yang paling patut.

Singkat cerita kamipun sampai di tempat pernikahan itu dilangsungkan. Setelah mengisi buku tamu, akupun melangkah masuk sambil memperhatikan sekeliling untuk mencari sosok yang siapa tahu saja aku kenal. Saat itu pula mulai terperhatikan juga pakaian yang digunakan para undangan, ternyata banyak di antara mereka yang mempergunakan celana jeans, kemeja polos ataupun jenis-jenis pakaian santai lainnya. Memang masih ada juga yang menggunakan batik, jas ataupun kebaya untuk wanita. Belum lagi jenis sepatu yang digunakan kebanyakan orang ternyata cenderung semakin casual.

Cerita yang sederhana memang, mungkin juga tidak banyak berarti. Tapi hal itu membawa pikiranku berjalan lebih jauh. Mungkin itu sekedar penampakan luar, lebih dari itu, hampir seluruh segi kehidupan manusia kini juga semakin bergeser menuju dunia "ketidak-seriusan". Ingin contoh lain? Berapa miliar dollar uang yang berputar di dalam dunia "permainan" sepak bola. Berapa miliar dollar uang yang berputar di dalam dunia "game" baik yang online hingga perangkat yang bermerek "Play Station". Belum lagi rumah makan yang sedang trend saat ini adalah rumah makan yang bergaya cafe di daerah pegunungan, lengkap dengan arena out-bond, flying fox dan perangkat macam-macam yang bertujuan menghibur pengunjung dan mengantongi uang mereka.

Masih banyak hal yang menunjukkan betapa dunia semakin tidak serius. Mulai celana jeans yang kini mulai diterima sebagai pakaian resmi di kantor, pesta dan acara lain sampai jenis kegiatan penghasil uang miliaran rupiah ataupun dollar yang juga sama tidak seriusnya. Bahkan pekerjaan pertanian yang merupakan pekerjaan "serius" kini sudah ditumpangi menjadi kegiatan yang juga menghibur wisatawan dari kota. kerbau yang dahulu bekerja "serius" menarik bajak di sawah kini harus membagi perhatian dengan klien baru mereka yaitu anak-anak dari kota yang berebut mengantri tiket untuk dapat menaiki dan kadang memandikan mereka.

Ya, mungkin memang dunia semakin tidak serius. Paling tidak sudah tidak seserius dunia saat "orang-orang serius" seperti Hitler, Stalin, Roosevelt dan lain sebagainya masih bernapas. Saat ini sudah menjadi jaman "orang-orang keren" seperti Bill Clinton, Obama, mungkin buat beberapa orang juga SBY (buat saya tidak sih) dan lain-lainnya. Jadi selamat jalan dunia yang serius, saat ini engkau sudah tidak diperlukan lagi, karena dunia kami sekarang adalah dunia yang "asyik-asyik aja"...